Ada disini dari kalian yang pria, tapi ga bisa ganti Galon Aqua? Semoga Tuhan memberikan hidayah bagi mu dan semesta alam.. Amin.
Menurut dunia fana ini, pria idaman itu adalah yang rupawan, berpostur tinggi tegap, punya jabatan dan kaya raya, bener?.
Di iklan susu kesehatan, diperlihatkan wanita tertarik dengan seorang pria
yang punya badan berotot.. Bisep nya keker, sampe susah cebok mungkin..
Di produk perawatan wajah, dikesankan wanita terbujur kaku melihat seorang pria yang berparas tampan.. Tampan berkat Photoshop..
Di kehidupan nyata, mana yg lebih penting? Pria yg punya badan keker apa
pria yg bisa ganti galon Aqua ketika berumah tangga kelak?.. Mana yg lebih mendesak? Pria dengan wajah halus dan hidung mancung ato
pria yg bisa gantiin pampers anak? Mana suaranya teman2 perempuan?..
"Diantara gang sempit, diatas bangku terbuat dari bambu dua sahabat terlihat duduk dan
mulai menceritakan petualangan mereka hari itu..
Sebut saja pemuda satu bernama Agus (anak orang berada, mobil
yaris, Pengangguran tapi). Dan pemuda satunya Reza (anak dari keluarga
sederhana, motor honda vario, pegawai ).
Agus: “Za, kamu masih muda tapi kerja udah kayak orang gila! Pergi pagi, pulang malem keujanan lagi !”
Reza: “Ga apa-apa, kan udah biasa..”
Agus: “Lo kerja ampe segitunya, kaya orang udah berkeluarga, udah punya tanggungan !”
Reza : “Ya emang gw belom berkeluarga, tapi suatu saat kelak gw bakal
punya istri, punya anak-anak, dan kelak tugas gw ya bahagiain mereka..”
Agus: “Yaelah kaya mau nikah besok siang aja omongan lo..”
Reza: “Bro, percaya ama gw, di dunia ini yang instant cuma Indomie sama Sarimie dan temen2nya. Sukses butuh proses”.
2 tokoh diatas adalah fiktif. Tapi terlepas dari itu semua dari obrolan tadi, banyak hal yang jarang dijumpai selama ini dari ke Laki-lakian seorang laki-laki, Karena, media (terutama televisi) menyamarkan khitah ke-laki2-an yang sebenarnya.. Sehingga stigma nya keliru.
Sebagai laki-laki, seharusnya kita mau mencintai dan mempersiapkan
masa depan indah kepada wanita yang kelak akan menjadi ibu dari
anak-anaknya, walau belum pernah dikenal sekalipun.
Semua keberhasilan ga bakal pernah bisa dicapai cuma dalam 1 langkah.
Banyak lubang yang harus dilalui, bahkan harus membuat kita terjatuh.
Dan saya memilih jatuh bangun hari ini di lubang-lubang itu, tapi cuma saya sendiri yang ngerasain. Ketimbang nanti saya harus jatuh bangun nahan
sakit di depan anak dan istri saya nanti.
Suatu contoh, Pernah ga kebayang, ibadah kita selama ini sebenernya buat apa??
Ngumpulin pahala biar masuk surga??
Ngumpulin pahala karna takut neraka??
Sebenernya semua hal positif itu berawal dari cinta dan keyakinan!
Jika kita cinta sama tuhan dan yakin bahwa dia Tuhan kita, maka saya yakin kita bakal berjuang demi kehidupan indah yang bahkan kita sendiri ga pernah
tau indahnya itu seperti apa!
Sama halnya dengan cinta sama calon istri kita dan yakin bahwa dia lah masa depan nanti, maka saya yakin kita bakal berjuang demi kehidupan indah yang bahkan kita sendiri
ga pernah tau indahnya itu seperti apa!
Surga itu dimana? Surga itu apa?! Tapi demi cinta dan kehidupan indah, kita berjuang setiap harinya untuk hal yang bahkan kita ga pernah tau..
Mumpung muda, mumpung masih punya tenaga. Cintai perempuan yang akan jadi ibu dari anak-anak kita kelak.
Kalo belom pernah ketemu??
Atau pacar aja belom punya??
Yakin, perempuan itu ibarat surga. Sama-sama harus kita kejar walaupun ga pernah tau dia bener-bener bakal dateng.
Tuhan selalu punya rahasia, persiapkan diri kita agar menjadi orang yang siap menerima apapun yang akan tuhan berikan.
Jangan pernah ngebiarin suatu saat, istri dan anak kita harus ngerasain
kerasnya hidup. Berjuang dari hari ini agar cukup cuma kita (laki-laki) aja didalam
keluarga yang pernah ngerasain sakitnya “jatoh”.
Buat mereka bahagia jelas tugas kita.
Buat mereka tersenyum jelas tugas kita.
Membawa mereka ke surga jelas kewajiban kita.
Sedikit gambaran dari Kitab Keluarga Sakinah Mawadah Warahmah, Kriteria Laki-laki yang layak dinikahi adalah :
1. Masang galon ☑
2. Masang bohlam ☑
3. Ngecek rumah sebelum tidur ☑
4. Naik sepeda ☑
5. Nyetir ☑
Ada kutipan Aa Gym yg bagus... Istri itu pelayan suami lahir dan batin, begitu juga sebaliknya..
So.. Karna kita, Laki-Laki.
Ritme Kosong
Ritme Kosong
Minggu, 10 Februari 2013
Jumat, 14 Desember 2012
Thariq Bin Ziyad : Sang Penakluk Spanyol (Andalusia)
Ada filosofi usang... Ketika pergi berperang, bakar kapal yg mengantar anda, sehingga tidak ada opsi lain kecuali menang - Thariq Bin Ziyad
Thariq
bin Ziyad adalah Panglima Besar Islam pada masa Daulah Umayyah. Pada
tahun 711 M, Gubernur Afrika Utara yang bernama Musa bin Nusair
memerintahkan Panglima Perang Tariq bin Ziyad untuk menaklukkan
Andalusia. Dengan gagah berani Tariq bertempur dan menaklukkan kota-kota
di Andalusia. Dalam waktu singkat ia berhasil menguasai lebih dari
setengah wilayah Andalusia.
Sejarah Penaklukan Spanyol (Andalusia)
Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam wafat, Islam menyebar dalam spektrum yang luas. Tiga benua lama Asia, Afrika, dan Eropa pernah merasakan rahmat dan keadilan dalam naungan pemerintahan Islam. Tidak terkecuali Spanyol (Andalusia). Ini negeri di daratan Eropa yang pertama kali masuk dalam pelukan Islam di zaman Pemerintahan Kekhalifahan Bani Umaiyah.
Sebelumnya, sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman. Raja Roderick yang berkuasa saat itu. Ia berkuasa dengan lalim. Ia membagi masyarakat Spanyol ke dalam lima kelas sosial. Kelas pertama adalah keluarga raja, bangsawan, orang-orang kaya, tuan tanah, dan para penguasa wilayah. Kelas kedua diduduki para pendeta. Kelas ketiga diisi para pegawai negara seperti pengawal, penjaga istana, dan pegawai kantor pemerintahan. Mereka hidup pas-pasan dan diperalat penguasa sebagai alat memeras rakyat.
Kelas keempat adalah para petani, pedagang, dan kelompok masyarakat yang hidup cukup lainnya. Mereka dibebani pajak dan pungutan yang tinggi. Dan kelas kelima adalah para buruh tani, serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka paling menderita hidupnya.
Akibat klasifikasi sosial itu, rakyat Spanyol tidak kerasan. Sebagian besar mereka hijrah ke Afrika Utara. Di sini di bawah Pemerintahan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, kesamaan hak, keamanan, dan menikmati kemakmuran. Para imigran Spanyol itu kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan, Gubernur Ceuta, bernama Julian, dan putrinya Florinda -yang dinodai Roderick-ikut mengungsi.
Melihat kezaliman itu, Musa bin Nusair berencana ingin membebaskan rakyat Spanyol sekaligus menyampaikan Islam ke negeri itu. Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memberi izin. Musa segera mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100 orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa.
Kamis, 4 Ramadhan 91 Hijriah atau 2 April 710 Masehi, Abu Zar’ah meninggalkan Afrika Utara menggunakan 8 kapal dimana 4 buah adalah pemberian Gubernur Julian. Tanggal 25 Ramadhan 91 H atau 23 April 710 H, di malam hari pasukan ini mendarat di sebuah pulau kecil dekat Kota Tarife yang menjadi sasaran serangan pertama.
Di petang harinya, pasukan ini berhasil menaklukan beberapa kota di sepanjang pantai tanpa perlawanan yang berarti. Padahal jumlah pasukan Abu Zar’ah kalah banyak. Setelah penaklukan ini, Abu Zar’ah pulang. Keberhasilan ekspedisi Abu Zar’ah ini membangkitkan semangat Musa bin Nusair untuk menaklukan seluruh Spanyol. Maka, ia memerintahkan Thariq bin Ziyad membawa pasukan untuk penaklukan yang kedua.
Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin Nafzau adalah putra suku Ash-Shadaf, suku Barbar, penduduk asli daerah Al-Atlas, Afrika Utara. Ia lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Ia ahli menunggang kuda, menggunakan senjata, dan ilmu bela diri.
Senin, 3 Mei 711 M, Thariq membawa 70.000 pasukannya menyeberang ke daratan Eropa dengan kapal. Sesampai di pantai wilayah Spanyol, ia mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit karang yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar -diambil dari bahasa Arab “Jabal Thariq”, Bukit Thariq. Lalu ia memerintahkan pasukannya membakar semua armada kapal yang mereka miliki.
Pasukannya kaget. Mereka bertanya, “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal-kapal itu dibakar, bagaimana nanti kita bisa pulang?” tanya yang lain.
Dengan pedang terhunus dan kalimat tegas, Thariq berkata, “Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan: menaklukkan negeri ini lalu tinggal di sini atau kita semua mati syahid!”
Kini pasukannya paham. Mereka menyambut panggilan jihad Panglima Perang mereka itu dengan semangat berkobar.
Lalu Thariq melanjutkan briefingnya. “Wahai seluruh pasukan, kalau sudah begini ke mana lagi kalian akan lari? Di belakang kalian ada laut dan di depan kalian ada musuh. Demi Allah Subhana Wata'ala, satu-satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran. Hanya itu yang dapat kalian andalkan.
Musuh dengan jumlah pasukan yang besar dan persenjataan yang lengkap telah siap menyongsong kalian. Sementara senjata kalian hanyalah pedang. Kalian akan terbantu jika kalian berhasil merebut senjata dan perlengkapan musuh kalian. Karena itu, secepatnya kalian harus bisa melumpuhkan mereka. Sebab kalau tidak, kalian akan menemukan kesulitan besar. Itulah sebabnya kalian harus lebih dahulu menyerang mereka agar kekuatan mereka lumpuh. Dengan demikian semangat juang kita akan bangkit.
Musuh kalian itu sudah bertekad bulat akan mempertahankan negeri mereka sampai titik darah penghabisan. Kenapa kita juga tidak bertekad bulan untuk menyerang mereka hingga mati syahid? Saya sama sekali tidka bermaksud menakut-nakuti kalian. Tetapi marilah kita galang rasa saling percaya di antara kita dan kita galang keberanian yang merupakan salah satu modal utama perjuangan kita.
Kita harus bahu membahu. Sesungguhnya saya tahu kalian telah membulatkan tekad serta semangat sebagai pejuang-pejuang agama dan bangsa. Untuk itu kelak kalian akan menikmati kesenangan hidup, disamping itu kalian juga memperoleh balasan pahala yang agung dari Allah Subhana Wata'ala. Hal itu karena kalian telah mau menegakkan kalimat-Nya dan membela agama-Nya.
Percayalah, sesungguhnya Allah Subhana Wata'ala. adalah penolong utama kalian. Dan sayalah orang pertama yang akan memenuhi seruan ini di hadapan kalian. Saya akan hadapi sendiri Raja Roderick yang sombong itu. Mudah-mudahan saya bisa membunuhnya. Namun, jika ada kesempatan, kalian boleh saja membunuhnya mendahului saya. Sebab dengan membunuh penguasa lalim itu, negeri ini dengan mudah kita kuasai. Saya yakin, para pasukannya akan ketakutan. Dengan demikian, negeri ini akan ditaklukkan di bawah bendera Islam.”
(Subhanallah, demikian kata-kata pembangkit semangat yang dilontarkan sang pemimpin perang yang gagah berani Tahriq Bin Ziyad. Untaian kata yang menggugah semangat prajuritnya untuk siap berperang melawan musuh)
Mendengar pasukan Thariq telah mendarat, Raja Roderick mempersiapkan 100.000 tentara dengan persenjataan lengkap. Ia memimpin langsung pasukannya itu. Musa bin Nusair mengirim bantuan kepada Thariq hanya dengan 5.000 orang. Sehingga total pasukan Thariq hanya 12.000 orang.
Ahad, 28 Ramadhan 92 H atau 19 Juli 711 M, kedua pasukan bertemu dan bertempur di muara Sungai Barbate. Pasukan muslimin yang kalah banyak terdesak. Julian dan beberapa orang anak buahnya menyusup ke kubu Roderick. Ia menyebarkan kabar bahwa pasukan muslimin datang bukan untuk menjajah, tetapi hanya untuk menghentikan kezaliman Roderick. Jika Roderick terbunuh, peperangan akan dihentikan.
Usaha Julian berhasil. Sebagian pasukan Roderick menarik diri dan meninggalkan medan pertempuran. Akibatnya barisan tentara Roderick kacau. Thariq memanfatkan situasi itu dan berhasil membunuh Roderick dengan tangannya sendiri. Mayat Roderick tengelam lalu hanyat dibawa arus Sungai Barbate.
Terbunuhnya Roderick mematahkan semangat pasukan Spanyol. Markas pertahanan mereka dengan mudah dikuasai. Keberhasilan ini disambut gembira Musa bin Nusair. Baginya ini adalah awal yang baik bagi penaklukan seluruh Spanyol dan negara-negara Eropa.
Setahun kemudian, Rabu, 16 Ramadhan 93 H, Musa bin Nusair bertolak membawa 10.000 pasukan menyusul Thariq. Dalam perjalanan ia berhasil menaklukkan Merida, Sionia, dan Sevilla. Sementara pasukan Thariq membagi pasukannya untuk menaklukkan Cordova, Granada, dan Malaga. Ia sendiri membawa sebagian pasukannya menaklukkan Toledo, ibukota Spantol saat itu. Semua ditaklukkan tanpa perlawanan.
Pasukan Musa dan pasukan Thariq bertemu di Toledo. Keduanya bergabung untuk menaklukkan Ecija. Setelah itu mereka bergerak menuju wilayah Pyrenies, Perancis. Hanya dalam waktu 2 tahun, seluruh daratan Spanyol berhasil dikuasai. Beberapa tahun kemudian Portugis mereka taklukkan dan mereka ganti namanya dengan Al-Gharb (Barat).
Sungguh itu keberhasilan yang luar biasa. Musa bin Nusair dan Thariq bin Ziyad berencana membawa pasukannya terus ke utara untuk menaklukkan seluruh Eropa. Sebab, waktu itu tidak ada kekuatan dari mana pun yang bisa menghadap mereka. Namun, niat itu tidak tereaslisasi karena Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memanggil mereka berdua pulang ke Damaskus. Thariq pulang terlebih dahulu sementara Musa bin Nusair menyusun pemerintahan baru di Spanyol.
Setelah bertemu Khalifah, Thariq bin Ziyad ditakdirkan Allah Subhana Wata’ala tidak kembali ke Eropa. Ia sakit dan menghembuskan nafas. Thariq bin Ziyad telah menorehkan namanya di lembar sejarah sebagai putra asli Afrika Utara muslim yang menaklukkan daratan Eropa.
Sumber : dakwatuna.com serta referensi lain
Hikmah yang dapat kita petik dari kisah ini (torehan KIAT) :
1. Kisah ini menunjukkan keperkasaan dan keberanian seorang pemimpin dalam memimpin prajuritnya.
2. Menunjukkan sosok pemimpin yang menanamkan rasa optimisme kepada prajuritnya untuk memenangkan pertempuran di medan perang.
3. Pertolongan Allah akan seantiasa datang kepada hamba-hambanya yang bersabar dan ikhlas dalam memperjuangkan agamanya.
4. Buat apa berpikir untuk kalah? Kcuali memang kamu ragu terhadap abilitas diri kamu sendiri.
Sejarah Penaklukan Spanyol (Andalusia)
Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam wafat, Islam menyebar dalam spektrum yang luas. Tiga benua lama Asia, Afrika, dan Eropa pernah merasakan rahmat dan keadilan dalam naungan pemerintahan Islam. Tidak terkecuali Spanyol (Andalusia). Ini negeri di daratan Eropa yang pertama kali masuk dalam pelukan Islam di zaman Pemerintahan Kekhalifahan Bani Umaiyah.
Sebelumnya, sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman. Raja Roderick yang berkuasa saat itu. Ia berkuasa dengan lalim. Ia membagi masyarakat Spanyol ke dalam lima kelas sosial. Kelas pertama adalah keluarga raja, bangsawan, orang-orang kaya, tuan tanah, dan para penguasa wilayah. Kelas kedua diduduki para pendeta. Kelas ketiga diisi para pegawai negara seperti pengawal, penjaga istana, dan pegawai kantor pemerintahan. Mereka hidup pas-pasan dan diperalat penguasa sebagai alat memeras rakyat.
Kelas keempat adalah para petani, pedagang, dan kelompok masyarakat yang hidup cukup lainnya. Mereka dibebani pajak dan pungutan yang tinggi. Dan kelas kelima adalah para buruh tani, serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka paling menderita hidupnya.
Akibat klasifikasi sosial itu, rakyat Spanyol tidak kerasan. Sebagian besar mereka hijrah ke Afrika Utara. Di sini di bawah Pemerintahan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, kesamaan hak, keamanan, dan menikmati kemakmuran. Para imigran Spanyol itu kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan, Gubernur Ceuta, bernama Julian, dan putrinya Florinda -yang dinodai Roderick-ikut mengungsi.
Melihat kezaliman itu, Musa bin Nusair berencana ingin membebaskan rakyat Spanyol sekaligus menyampaikan Islam ke negeri itu. Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memberi izin. Musa segera mengirim Abu Zar’ah dengan 400 pasukan pejalan kaki dan 100 orang pasukan berkuda menyeberangi selat antara Afrika Utara dan daratan Eropa.
Kamis, 4 Ramadhan 91 Hijriah atau 2 April 710 Masehi, Abu Zar’ah meninggalkan Afrika Utara menggunakan 8 kapal dimana 4 buah adalah pemberian Gubernur Julian. Tanggal 25 Ramadhan 91 H atau 23 April 710 H, di malam hari pasukan ini mendarat di sebuah pulau kecil dekat Kota Tarife yang menjadi sasaran serangan pertama.
Di petang harinya, pasukan ini berhasil menaklukan beberapa kota di sepanjang pantai tanpa perlawanan yang berarti. Padahal jumlah pasukan Abu Zar’ah kalah banyak. Setelah penaklukan ini, Abu Zar’ah pulang. Keberhasilan ekspedisi Abu Zar’ah ini membangkitkan semangat Musa bin Nusair untuk menaklukan seluruh Spanyol. Maka, ia memerintahkan Thariq bin Ziyad membawa pasukan untuk penaklukan yang kedua.
Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin Nafzau adalah putra suku Ash-Shadaf, suku Barbar, penduduk asli daerah Al-Atlas, Afrika Utara. Ia lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Ia ahli menunggang kuda, menggunakan senjata, dan ilmu bela diri.
Senin, 3 Mei 711 M, Thariq membawa 70.000 pasukannya menyeberang ke daratan Eropa dengan kapal. Sesampai di pantai wilayah Spanyol, ia mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit karang yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar -diambil dari bahasa Arab “Jabal Thariq”, Bukit Thariq. Lalu ia memerintahkan pasukannya membakar semua armada kapal yang mereka miliki.
Pasukannya kaget. Mereka bertanya, “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal-kapal itu dibakar, bagaimana nanti kita bisa pulang?” tanya yang lain.
Dengan pedang terhunus dan kalimat tegas, Thariq berkata, “Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan: menaklukkan negeri ini lalu tinggal di sini atau kita semua mati syahid!”
Kini pasukannya paham. Mereka menyambut panggilan jihad Panglima Perang mereka itu dengan semangat berkobar.
Lalu Thariq melanjutkan briefingnya. “Wahai seluruh pasukan, kalau sudah begini ke mana lagi kalian akan lari? Di belakang kalian ada laut dan di depan kalian ada musuh. Demi Allah Subhana Wata'ala, satu-satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran. Hanya itu yang dapat kalian andalkan.
Musuh dengan jumlah pasukan yang besar dan persenjataan yang lengkap telah siap menyongsong kalian. Sementara senjata kalian hanyalah pedang. Kalian akan terbantu jika kalian berhasil merebut senjata dan perlengkapan musuh kalian. Karena itu, secepatnya kalian harus bisa melumpuhkan mereka. Sebab kalau tidak, kalian akan menemukan kesulitan besar. Itulah sebabnya kalian harus lebih dahulu menyerang mereka agar kekuatan mereka lumpuh. Dengan demikian semangat juang kita akan bangkit.
Musuh kalian itu sudah bertekad bulat akan mempertahankan negeri mereka sampai titik darah penghabisan. Kenapa kita juga tidak bertekad bulan untuk menyerang mereka hingga mati syahid? Saya sama sekali tidka bermaksud menakut-nakuti kalian. Tetapi marilah kita galang rasa saling percaya di antara kita dan kita galang keberanian yang merupakan salah satu modal utama perjuangan kita.
Kita harus bahu membahu. Sesungguhnya saya tahu kalian telah membulatkan tekad serta semangat sebagai pejuang-pejuang agama dan bangsa. Untuk itu kelak kalian akan menikmati kesenangan hidup, disamping itu kalian juga memperoleh balasan pahala yang agung dari Allah Subhana Wata'ala. Hal itu karena kalian telah mau menegakkan kalimat-Nya dan membela agama-Nya.
Percayalah, sesungguhnya Allah Subhana Wata'ala. adalah penolong utama kalian. Dan sayalah orang pertama yang akan memenuhi seruan ini di hadapan kalian. Saya akan hadapi sendiri Raja Roderick yang sombong itu. Mudah-mudahan saya bisa membunuhnya. Namun, jika ada kesempatan, kalian boleh saja membunuhnya mendahului saya. Sebab dengan membunuh penguasa lalim itu, negeri ini dengan mudah kita kuasai. Saya yakin, para pasukannya akan ketakutan. Dengan demikian, negeri ini akan ditaklukkan di bawah bendera Islam.”
(Subhanallah, demikian kata-kata pembangkit semangat yang dilontarkan sang pemimpin perang yang gagah berani Tahriq Bin Ziyad. Untaian kata yang menggugah semangat prajuritnya untuk siap berperang melawan musuh)
Mendengar pasukan Thariq telah mendarat, Raja Roderick mempersiapkan 100.000 tentara dengan persenjataan lengkap. Ia memimpin langsung pasukannya itu. Musa bin Nusair mengirim bantuan kepada Thariq hanya dengan 5.000 orang. Sehingga total pasukan Thariq hanya 12.000 orang.
Ahad, 28 Ramadhan 92 H atau 19 Juli 711 M, kedua pasukan bertemu dan bertempur di muara Sungai Barbate. Pasukan muslimin yang kalah banyak terdesak. Julian dan beberapa orang anak buahnya menyusup ke kubu Roderick. Ia menyebarkan kabar bahwa pasukan muslimin datang bukan untuk menjajah, tetapi hanya untuk menghentikan kezaliman Roderick. Jika Roderick terbunuh, peperangan akan dihentikan.
Usaha Julian berhasil. Sebagian pasukan Roderick menarik diri dan meninggalkan medan pertempuran. Akibatnya barisan tentara Roderick kacau. Thariq memanfatkan situasi itu dan berhasil membunuh Roderick dengan tangannya sendiri. Mayat Roderick tengelam lalu hanyat dibawa arus Sungai Barbate.
Terbunuhnya Roderick mematahkan semangat pasukan Spanyol. Markas pertahanan mereka dengan mudah dikuasai. Keberhasilan ini disambut gembira Musa bin Nusair. Baginya ini adalah awal yang baik bagi penaklukan seluruh Spanyol dan negara-negara Eropa.
Setahun kemudian, Rabu, 16 Ramadhan 93 H, Musa bin Nusair bertolak membawa 10.000 pasukan menyusul Thariq. Dalam perjalanan ia berhasil menaklukkan Merida, Sionia, dan Sevilla. Sementara pasukan Thariq membagi pasukannya untuk menaklukkan Cordova, Granada, dan Malaga. Ia sendiri membawa sebagian pasukannya menaklukkan Toledo, ibukota Spantol saat itu. Semua ditaklukkan tanpa perlawanan.
Pasukan Musa dan pasukan Thariq bertemu di Toledo. Keduanya bergabung untuk menaklukkan Ecija. Setelah itu mereka bergerak menuju wilayah Pyrenies, Perancis. Hanya dalam waktu 2 tahun, seluruh daratan Spanyol berhasil dikuasai. Beberapa tahun kemudian Portugis mereka taklukkan dan mereka ganti namanya dengan Al-Gharb (Barat).
Sungguh itu keberhasilan yang luar biasa. Musa bin Nusair dan Thariq bin Ziyad berencana membawa pasukannya terus ke utara untuk menaklukkan seluruh Eropa. Sebab, waktu itu tidak ada kekuatan dari mana pun yang bisa menghadap mereka. Namun, niat itu tidak tereaslisasi karena Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik memanggil mereka berdua pulang ke Damaskus. Thariq pulang terlebih dahulu sementara Musa bin Nusair menyusun pemerintahan baru di Spanyol.
Setelah bertemu Khalifah, Thariq bin Ziyad ditakdirkan Allah Subhana Wata’ala tidak kembali ke Eropa. Ia sakit dan menghembuskan nafas. Thariq bin Ziyad telah menorehkan namanya di lembar sejarah sebagai putra asli Afrika Utara muslim yang menaklukkan daratan Eropa.
Sumber : dakwatuna.com serta referensi lain
Hikmah yang dapat kita petik dari kisah ini (torehan KIAT) :
1. Kisah ini menunjukkan keperkasaan dan keberanian seorang pemimpin dalam memimpin prajuritnya.
2. Menunjukkan sosok pemimpin yang menanamkan rasa optimisme kepada prajuritnya untuk memenangkan pertempuran di medan perang.
3. Pertolongan Allah akan seantiasa datang kepada hamba-hambanya yang bersabar dan ikhlas dalam memperjuangkan agamanya.
4. Buat apa berpikir untuk kalah? Kcuali memang kamu ragu terhadap abilitas diri kamu sendiri.
5. dan lain-lain...
Minggu, 14 Oktober 2012
Rully Amada, pria yang hebat karena kesetiannya.
Cinta itu saling membutuhkan... Yak, Betul.. Saya butuh tubuh kamu, kamu butuh uang saya #Dunia.. Sepertinya kiamat bener-bener sudah dekat. Ibaratnya, sudah didepan gang rumah tinggal jalan beberapa meter, kelarr.. 'Tuhan Yang Maha Hebat, berikan berkah-Mu bagi mereka semua di luar sana yg berjaga atas nama ketulusan.. Amin' Terlihat samar-samar memang, tapi saya yakin masih ada, dan mereka banyak.
Apa alasan setiap laki-laki menyatakan ingin berpoligami? Mungkin jawabannya fleksibel, tapi klo ada yg berpendapat ingin mengikuti sunnah Nabi, saya tidak yakin.. jaman Nabi dulu berpoligami karna ingin menyantuni janda-janda karena tak mampu secara ekonomui. Sekarang poligami sperti dipelintir, pukul saya teman jika saya salah, kebanyakan yang berpoligami istri kedua lebih muda lebih cantik dari istri pertama, klo urusan selangkangan emang susah .. 'Perempuan memang suka di panggil honey, tapi perempuan mana yang ingin di madu?'..
Saya jadi teringat sama romantisme Rully Amada - Almarhumah Nita Tilana. Rully Amada, pria yang hebat karena kesetiannya. Sangat mudah mencintai pada sesuatu yang gemilang... Sebutlah disini tubuh molek dan deposito. Tapi anda adalah sebenar2nya manusia, jika tidak mudah 'mati' hatinya. Manusia yang menepati ikrar setia nya. Rully Amada yang rupawan itu tidak berpikir meninggalkan istrinya yang jatuh sakit, untuk kemudian berpoligami, Sebab Rully Amada tau benar, Tuhan menyekat dua umatnya.. Dia yang menepati kesetiaannya, dan dia yang meninggalkan kesetiaannya.
Makanya kalo skarang saya liat cowok-cowok dengan tampang ngepas tapi lagu2an play boy, saya cuma bisa baca Ayat Kursi. Secara fundamental, lelaki itu yang harus terakhir keluar kalo rumah nya kebakaran, Bukan yang kabur duluan. Imam itu soal leadership.. Yg harus cek shaf ma'mum nya sebelum sholat, dan bersalam dengan seluruh jama'ah setelah selesai.
Jadi, Imam itu ada di awal dan akhir. Dia yg 'Melarikan Diri' di tengah jalan, bukan Imam. Dalam kamus saya ,ini yg dinamakan 'Istiqarah Cinta'.
Kan dari jaman Nabi sampe skarang jaman Lina Geboy kan juga udah dibilang, 'Hidup itu Perjuangan Tanpa Henti'. Jadi hidup emang soal berakrab sama problem.. Tanpa terkecuali.
Orang cakep, sholeh, tajir aja ada masalah nya, apa lagi yang je... *HilangSinyal. Hidup itu emang kubangan masalah, persoalannya sekarang, mau jadi bagian dari solusi ato problematika?. Sedikit cerita romansa Rully Amada - Almrh. Nita Tilana --> bluefame.com
http://www.bluefame.com/topic/397738-nita-tilana-kalau-aku-mati-cepatlah-cari-pengganti/
Apapun itu, harus diperjuangkan, bahkan disaat
rasanya sudah tak lagi bisa terselamatkan. Kemudian
mencoba diselamatkan sampai ketitik benar2 tidak bisa diselamatkan..
'itu prinsip'
'Lalu pilihlah seorang pria/wanita utk menjadi pendampingmu krn niat dan
ke-shalehan-nya utk membawa mu menuju surga dunia-akhirat'
Sabtu, 13 Oktober 2012
Sangat.. Keterlaluan Rasanya Jika Belgia (Tak) Lolos ke Piala Dunia
"Generasi emas Belgia pasca Enzo Scifo akhirnya muncul lagi."
Kalimat-kalimat seperti itu kini sepertinya menjadi salah satu favorit
media-media sepak bola di dunia. Maklum, kekuatan skuat Belgia saat ini
memang bisa dibilang mengerikan, jika kita menilainya dari
individu-individu yang tergabung di dalamnya.
Siapa yang tidak kagum dengan gocekan indah ala Eden Hazard? Permainan simpel tapi efektif yang ditampilkan Marouane Fellaini? Soliditas dalam menjaga lini pertahanan yang menjadi kekuatan Vincent Kompany? Atau bek tengah yang rajin mencetak gol seperti Thomas Vermaelen? Apalagi, yang disebutkan di atas hanya sebagian dari yang ada di dalam tubuh Belgia.
Rote Teufel juga masih memiliki striker muda menjanjikan yang digadang-gadang sebagai 'Drogba Baru', Romelu Lukaku; gelandang yang bersinar di Fulham dan diperkirakan akan kembali menjadi bintang di Tottenham Hotspur, Moussa Dembele; dan Pemain Terbaik di Belanda tahun 2012, Jan Vertonghen, yang juga baru mulai berpetualang di Spurs.
Tak lupa, di bawah mistar gawang, Belgia memiliki Thibaut Courtois, kiper muda yang tampil gemilang bersama Atletico Madrid musim lalu dan mengantarkan Los Rojiblancos meraih gelar Liga Europa dan Piala Super Eropa 2012. Terakhir, ada pula Axel Witsel, yang baru saja membuat Zenit St. Petersburg merogoh kocek sebesar 40 juta euro untuk mendapatkannya.
Dengan sejumlah individu hebat seperti itu, Belgia seharusnya bisa disebut sebagai salah satu tim terkuat di Eropa saat ini. Fakta menarik disebutkan oleh harian di Belgia, La Derniere Heure, yang menghitung harga para pemain di skuat Belgia saat ini.
Harian tersebut menyebutkan angka 180 juta euro, dan membuat Belgia menjadi tim nasional termahal ketiga di dunia di belakang Brasil dan Portugal. Apalagi, angka tersebut muncul sebelum transfer Axel Witsel terjadi.
Tak mengherankan jika banyak orang lalu mengatakan bahwa Belgia saat ini bisa mengulangi atau bahkan melebihi generasi emas Belgia di era Enzo Scifo, lebih dari dua dekade lalu.
Di atas kertas, sebenarnya keterlaluan jika Belgia di era saat ini tidak bisa menembus Piala Dunia yang akan digelar di Brasil pada tahun 2014 mendatang. Dengan kekuatan seperti itu, Belgia seharusnya bisa melewati babak kualifikasi zona Eropa dengan mudah. Sekalipun mereka tergabung dengan grup yang cukup sulit sekalipun.
Belgia kini tergabung di grup A, bersama Kroasia, Skotlandia, Serbia, Marcedonia, dan Wales. Kroasia dan Serbia diperkirakan akan menjadi batu sandungan di grup ini, mengingat kedua tim tersebut memiliki pengalaman yang lebih tinggi dibandingkan Belgia. Kedua tim inilah yang perlu diwaspadai oleh Belgia, meskipun, sekali lagi, di atas kertas, Rode Duivels masih lebih unggul.
Tetapi, sebuah tim yang diisi oleh individu-individu yang hebat tidak akan menjadi tim yang hebat jika individu-individu tersebut tidak dipadukan secara sempurna menjadi satu kesatuan. Di sinilah peran Marc Wilmots, pelatih utama Belgia, menjadi begitu penting.
Wilmots memiliki tugas yang tidak mudah. Pertama, ia harus berurusan dengan para pemain yang sudah menjadi bintang di klubnya masing-masing. Bintang utama tim tersebut, Eden Hazard, bahkan sudah beberapa kali pernah membuat ulah yang bisa merugikan timnasnya. Menghadapi pemain-pemain seperti Hazard bukanlah hal yang gampang.
Kedua, Wilmots harus menyatukan para bintang ini menjadi satu tim yang utuh dan solid. Wilmots perlu memutar otak untuk memaksimalkan potensi tiap individu di dalam timnya agar ia mampu menciptakan sebuah tim yang luar biasa.
Laga di Wales beberapa waktu lalu, di pertandingan pertama babak kualifikasi, menunjukkan bahwa Belgia masih belum mengeluarkan potensi terbaiknya. Artinya, Wilmots masih harus mengeksplorasi kembali skuatnya agar mampu menghasilkan sebuah tim yang hebat.
Ketiga, Wilmots harus menghadapi tekanan kuat dari orang-orang. Menggemanya sebutan "generasi emas" dari media dan banyak pecinta sepak bola sesungguhnya malah memberikan tekanan yang besar bagi Belgia. Namun, hal ini tentu tidak bisa dielakkan oleh mereka.
Tugas berat di atas harus bisa diselesaikan oleh Wilmots dengan sesegera mungkin, mengingat kualifikasi Piala Dunia sudah dimulai. Belgia harus membuktikan bahwa apa yang di atas kertas tampak hebat juga bisa terbukti hebat di atas lapangan.
Yang terpenting, tak perlu terburu-buru mencanangkan target tinggi, misalnya melebihi apa yang pernah dicapai oleh Belgia era Scifo (Saat itu, Belgia mampu meraih posisi keempat di Piala Dunia 1986).
Lolos ke Brasil 2014 menjadi target paling realistis sejauh ini. Semalam mereka menggilas Serbia 0-3 di kandangnya, So. Keterlaluan rasanya bila Belgia di era Eden Hazard ini tidak bisa mencapainya!
Siapa yang tidak kagum dengan gocekan indah ala Eden Hazard? Permainan simpel tapi efektif yang ditampilkan Marouane Fellaini? Soliditas dalam menjaga lini pertahanan yang menjadi kekuatan Vincent Kompany? Atau bek tengah yang rajin mencetak gol seperti Thomas Vermaelen? Apalagi, yang disebutkan di atas hanya sebagian dari yang ada di dalam tubuh Belgia.
Rote Teufel juga masih memiliki striker muda menjanjikan yang digadang-gadang sebagai 'Drogba Baru', Romelu Lukaku; gelandang yang bersinar di Fulham dan diperkirakan akan kembali menjadi bintang di Tottenham Hotspur, Moussa Dembele; dan Pemain Terbaik di Belanda tahun 2012, Jan Vertonghen, yang juga baru mulai berpetualang di Spurs.
Tak lupa, di bawah mistar gawang, Belgia memiliki Thibaut Courtois, kiper muda yang tampil gemilang bersama Atletico Madrid musim lalu dan mengantarkan Los Rojiblancos meraih gelar Liga Europa dan Piala Super Eropa 2012. Terakhir, ada pula Axel Witsel, yang baru saja membuat Zenit St. Petersburg merogoh kocek sebesar 40 juta euro untuk mendapatkannya.
Dengan sejumlah individu hebat seperti itu, Belgia seharusnya bisa disebut sebagai salah satu tim terkuat di Eropa saat ini. Fakta menarik disebutkan oleh harian di Belgia, La Derniere Heure, yang menghitung harga para pemain di skuat Belgia saat ini.
Harian tersebut menyebutkan angka 180 juta euro, dan membuat Belgia menjadi tim nasional termahal ketiga di dunia di belakang Brasil dan Portugal. Apalagi, angka tersebut muncul sebelum transfer Axel Witsel terjadi.
Tak mengherankan jika banyak orang lalu mengatakan bahwa Belgia saat ini bisa mengulangi atau bahkan melebihi generasi emas Belgia di era Enzo Scifo, lebih dari dua dekade lalu.
Di atas kertas, sebenarnya keterlaluan jika Belgia di era saat ini tidak bisa menembus Piala Dunia yang akan digelar di Brasil pada tahun 2014 mendatang. Dengan kekuatan seperti itu, Belgia seharusnya bisa melewati babak kualifikasi zona Eropa dengan mudah. Sekalipun mereka tergabung dengan grup yang cukup sulit sekalipun.
Belgia kini tergabung di grup A, bersama Kroasia, Skotlandia, Serbia, Marcedonia, dan Wales. Kroasia dan Serbia diperkirakan akan menjadi batu sandungan di grup ini, mengingat kedua tim tersebut memiliki pengalaman yang lebih tinggi dibandingkan Belgia. Kedua tim inilah yang perlu diwaspadai oleh Belgia, meskipun, sekali lagi, di atas kertas, Rode Duivels masih lebih unggul.
Tetapi, sebuah tim yang diisi oleh individu-individu yang hebat tidak akan menjadi tim yang hebat jika individu-individu tersebut tidak dipadukan secara sempurna menjadi satu kesatuan. Di sinilah peran Marc Wilmots, pelatih utama Belgia, menjadi begitu penting.
Wilmots memiliki tugas yang tidak mudah. Pertama, ia harus berurusan dengan para pemain yang sudah menjadi bintang di klubnya masing-masing. Bintang utama tim tersebut, Eden Hazard, bahkan sudah beberapa kali pernah membuat ulah yang bisa merugikan timnasnya. Menghadapi pemain-pemain seperti Hazard bukanlah hal yang gampang.
Kedua, Wilmots harus menyatukan para bintang ini menjadi satu tim yang utuh dan solid. Wilmots perlu memutar otak untuk memaksimalkan potensi tiap individu di dalam timnya agar ia mampu menciptakan sebuah tim yang luar biasa.
Laga di Wales beberapa waktu lalu, di pertandingan pertama babak kualifikasi, menunjukkan bahwa Belgia masih belum mengeluarkan potensi terbaiknya. Artinya, Wilmots masih harus mengeksplorasi kembali skuatnya agar mampu menghasilkan sebuah tim yang hebat.
Ketiga, Wilmots harus menghadapi tekanan kuat dari orang-orang. Menggemanya sebutan "generasi emas" dari media dan banyak pecinta sepak bola sesungguhnya malah memberikan tekanan yang besar bagi Belgia. Namun, hal ini tentu tidak bisa dielakkan oleh mereka.
Tugas berat di atas harus bisa diselesaikan oleh Wilmots dengan sesegera mungkin, mengingat kualifikasi Piala Dunia sudah dimulai. Belgia harus membuktikan bahwa apa yang di atas kertas tampak hebat juga bisa terbukti hebat di atas lapangan.
Yang terpenting, tak perlu terburu-buru mencanangkan target tinggi, misalnya melebihi apa yang pernah dicapai oleh Belgia era Scifo (Saat itu, Belgia mampu meraih posisi keempat di Piala Dunia 1986).
Lolos ke Brasil 2014 menjadi target paling realistis sejauh ini. Semalam mereka menggilas Serbia 0-3 di kandangnya, So. Keterlaluan rasanya bila Belgia di era Eden Hazard ini tidak bisa mencapainya!
Jumat, 12 Oktober 2012
Diorama 'RAMANG'
Apa yg kita ingat dari sepakbola Ukraina?.. Jika sepakat, maka secara dominan akan tersebut nama Andriy Shevchenko. Saya bukan bicara Shevchenko disini, yang membuat saya tertarik adalah Apa yg dilakukan pertama kali oleh Shevchenko ketika menerima Anugerah Pesepakbola Terbaik Eropa di tahun 2003?'. Tepat, Shevchenko mengunjungi makam Lobanovskyi yang tutup usia pada 13 Mei 2002 di usia 63..
Sebuah patung besar sedikit dari sekian penghormatan sepakbola Ukraina bagi Kamerad Si Penari - Lobanovskyi . Ukraina tau betul cara membangun sepakbola . Letakan penghormatan dan kecintaan yg besar, maka selanjutnya akan sangat mudah. Ramang, Abdul Kadir, Sucipto Suntoro, jelas tak jauh kapasitasnya dr Lobanovskyi (bahkan lebih hebat).. Tapi apa yg kita lakukan?. Bukankah bangsa yg besar adalah bangsa yg menghargai jasa pahlawannya bukan?. Apa yang memerdekakann negeri ini, sehingga anda, ya anda para pesimistis bisa tidur dan makan enak saat ini? MIMPI PARA PEJUANG..
Kita bermimpi ke Piala Dunia 2014, ketika anda tidak tau siapa RAMANG? Tampar saya teman. Ada jenjang yang salah.. Sports science, Timnas hebat, stadion megah dll adalah runut ke sekian.. Apresiasi sejarah adalah FONDASI .. Kalian tau apa sesungguhnya prahara utama sepakbola Indonesia? Bukan dualisme, tapi pembiaran terhadap sejarah.. Pintai cerita dr perintis sepakbola Indonesia nyaris putus.. Tanpa internet, kalian tau dimana harus cari info sepakbola Indonesia?..
Kita seperti di pukul pake balok dengan keras, ketika sepakbola negeri ini sedang asik sendiri dengan dualiasme PSSI dan KPSI yang seakan-akan mereka paling dewa di sepakbola negeri ini, mereka yang ngakunya sebagai induk Sepakbola tapi melupakan pahlawan sepakbolanya, tentang kehebatan Ramang tentunya.
Kita seperti di pukul pake balok dengan keras, ketika sepakbola negeri ini sedang asik sendiri dengan dualiasme PSSI dan KPSI yang seakan-akan mereka paling dewa di sepakbola negeri ini, mereka yang ngakunya sebagai induk Sepakbola tapi melupakan pahlawan sepakbolanya, tentang kehebatan Ramang tentunya.
http://www.fifa.com/worldfootball/news/newsid=1709580.html?cid=twitter_voiceofthesite
Jika sepakbola kita mau maju, Ramang menurut saya adalah 'Diorama' ideal sepakbola Indonesia.. Dari kisahnya, kita bisa petik banyak hikmah. akan tetapi Kita terlalu sibuk dengan kehebatan Ronaldo dan Messi siapa mereka buat bangsa ini, sampai terlupa Ramang itu sudah berpulang..
"Kuda pacuan dipelihara sebelum dan sesudah bertanding, menang atau kalah. Tapi pemain bola hanya dipelihara kalau ada panggilan. Sesudah itu tak ada apa-apa lagi..."
Kalimat itu diucapkan Ramang, pemain sepakbola legendaris Indonesia asal Makassar, Sulawesi Selatan. Dia mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan publik terhadap atlet yang sinarnya sudah meredup. Ironisnya, gambaran situasi seperti itu masih terjadi sampai detik ini.
"Buat apa mengenang masa-masa seperti itu sementara orang lebih menghargai kuda pacuan?" kata Ramang suatu ketika.“
Ramang yang lahir di Barru, 24 April 1928. Ramang kecil sudah mulai menendang-nendang buah jeruk, gulungan kain dan bola takraw sejak berusia 10 tahun. Ayahnya, Nyo'lo, ajudan Raja Gowa Djondjong Karaenta Lemamparang, sudah lama dikenal sebagai jagoan sepakraga. Bakat Ramang memang menurun dari sang ayah.
Mulanya ia memperkuat Bond Barru, kota kelahirannya. Pada tahun 1947, Ramang bergabung ke klub sepakbola Makassar Voetball Bond (MVB), yang kini dikenal dengan nama PSM Makassar.
Sebelum berlabuh di klub besar tersebut, Ramang membela Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi). Bakatnya tersendus oleh scout dari PSM ketika memperkuat tim tersebut dalam sebuah turnamen yang diadakan oleh PSM. Ramang mencetak 7 gol dalam sebuah pertandingan dan membawa Persis menang 9-0 dalam kompetisi tersebut.
Tanpa menunggu lama, PSM segera mengontrak pemain bertubuh mungil tersebut. Hanya setahun di PSM, Ramang telah melanglang buana ke seluruh penjuru daerah di Indonesia. Ketika ia kembali ke Makassar, seseorang menawarinya pekerjaan sebagai opas di Dinas Pekerjaan Umum. Gajinya hanya Rp.3500,- per bulan dan tidak pernah naik.
Namun Ramang menerimanya dengan hati terbuka. Maklum, ketika itu sepakbola belum dapat dijadikan mata pencaharian tetap. Pekerjaan sampingan Ramang sebelum dikontrak PSM adalah kernet dan tukang becak. Namun akhirnya ia meninggalkan dua pekerjaan tersebut, bukan karena gajinya di PSM mencukupi, namun ia lebih mencintai sepakbola. Hal tersebut membuat kehidupan Ramang yang saat itu sudah berkeluarga, sangat memprihatinkan. Keluarganya tinggal menumpang di rumah seorang teman.
Tahun 1954, Timnas melakukan lawatan ke berbagai Negara Asia (Filipina, Hongkong, Muangthai, Malaysia), Indonesia hampir menyapu seluruh kesebelasan yang dijumpai dengan gol-gol mencolok. Dari 25 gol (Indonesia hanya kemasukan 6 gol), 19 di antaranya lahir dari kaki Sang Macan Bola dari Makassar.
Kalimat itu diucapkan Ramang, pemain sepakbola legendaris Indonesia asal Makassar, Sulawesi Selatan. Dia mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan publik terhadap atlet yang sinarnya sudah meredup. Ironisnya, gambaran situasi seperti itu masih terjadi sampai detik ini.
"Buat apa mengenang masa-masa seperti itu sementara orang lebih menghargai kuda pacuan?" kata Ramang suatu ketika.“
Ramang yang lahir di Barru, 24 April 1928. Ramang kecil sudah mulai menendang-nendang buah jeruk, gulungan kain dan bola takraw sejak berusia 10 tahun. Ayahnya, Nyo'lo, ajudan Raja Gowa Djondjong Karaenta Lemamparang, sudah lama dikenal sebagai jagoan sepakraga. Bakat Ramang memang menurun dari sang ayah.
Mulanya ia memperkuat Bond Barru, kota kelahirannya. Pada tahun 1947, Ramang bergabung ke klub sepakbola Makassar Voetball Bond (MVB), yang kini dikenal dengan nama PSM Makassar.
Sebelum berlabuh di klub besar tersebut, Ramang membela Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi). Bakatnya tersendus oleh scout dari PSM ketika memperkuat tim tersebut dalam sebuah turnamen yang diadakan oleh PSM. Ramang mencetak 7 gol dalam sebuah pertandingan dan membawa Persis menang 9-0 dalam kompetisi tersebut.
Tanpa menunggu lama, PSM segera mengontrak pemain bertubuh mungil tersebut. Hanya setahun di PSM, Ramang telah melanglang buana ke seluruh penjuru daerah di Indonesia. Ketika ia kembali ke Makassar, seseorang menawarinya pekerjaan sebagai opas di Dinas Pekerjaan Umum. Gajinya hanya Rp.3500,- per bulan dan tidak pernah naik.
Namun Ramang menerimanya dengan hati terbuka. Maklum, ketika itu sepakbola belum dapat dijadikan mata pencaharian tetap. Pekerjaan sampingan Ramang sebelum dikontrak PSM adalah kernet dan tukang becak. Namun akhirnya ia meninggalkan dua pekerjaan tersebut, bukan karena gajinya di PSM mencukupi, namun ia lebih mencintai sepakbola. Hal tersebut membuat kehidupan Ramang yang saat itu sudah berkeluarga, sangat memprihatinkan. Keluarganya tinggal menumpang di rumah seorang teman.
Tahun 1954, Timnas melakukan lawatan ke berbagai Negara Asia (Filipina, Hongkong, Muangthai, Malaysia), Indonesia hampir menyapu seluruh kesebelasan yang dijumpai dengan gol-gol mencolok. Dari 25 gol (Indonesia hanya kemasukan 6 gol), 19 di antaranya lahir dari kaki Sang Macan Bola dari Makassar.
Berkat prestasi Ramang, Indonesia masuk dalam hitungan kekuatan bola di Asia. Satu demi satu kesebelasan Eropa mencoba kekuatan Indonesia. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dijaga Beara (salah satu kiper terbaik dunia waktu itu), klub Stade de Reims dengan si kaki emas Raymond Kopa, kesebelasan Rusia dengan kiper top dunia Lev Jashin, klub Locomotive dengan penembak maut Bubukin, sampai Grasshopers dengan Roger Vollentein. "Tapi itu bukan prestasi saya saja, melainkan kerjasama dengan kawan-kawan," ujar Ramang merendah, sembari menyebut nama temannya satu per satu: Maulwi Saelan, Rasjid, Chaeruddin, Ramlan, Sidhi, Tan Liong Houw, Aang Witarsa, Thio Him Tjiang, Danu, Phoa Sian Liong dan Djamiat.
Hasil yang dicapai Ramang karena disiplin dalam berlatih. Dia menggelutinya dengan tidak lazim. Ketika akan berlatih, dia sudah lari berkeliling lapangan sebelum para pemain lainnya muncul. Begitu pun ketika teman-temannya usai berlatih, Ramang masih tetap berlatih menendang bola ke gawang hingga hari gelap. Ramang juga sering berlatih di tengah gelombang. Menendang bola yang dibawa kembali gelombang ke pinggir pantai hingga dia lelah.
Bahkan "mitos"nya mengatakan bahwa setiap tendangannya sangat keras. Jangan menangkap tendangannya kalau tak ingin muntah darah. Ataupun kalau kena tiang atau mistar gawang, dipastikan mistar tersebut akan bengkok atau patah. Kiper-kiper yang takabur (berkata mampu menahan tendangan Ramang), selain ada yg rontok ke lapangan, juga berujung ke rumah sakit.
Jika Ramang ditanya mengenai pertandingan paling berkesan, di sejumlah media, ia menyebut ketika Indonesia menahan Uni Soviet 0-0 di Olimpiade Melbourne 1956. "Ketika itu saya hampir mencetak gol. Tapi kaus saya ditarik dari belakang," kata Ramang. “Andai saja baju Ramang tidak ditarik, pastilah sudah kita 'bunuh' beruang-beruang merah itu” ujar Maulwi Saelan menambahkan.
Ramang dikenal sebagai penyerang haus gol. Ramang memang penembak lihai, dari sasaran mana pun, dalam keadaan sesulit bagaimana pun, menendang dari segala posisi sambil berlari kencang. Satu keunggulan yang masih diidamkan oleh setiap pemain bola kita hingga saat ini, terutama tembakan salto. Keahlian itu tampaknya karunia alam untuk pribadi Ramang seorang sebagai bekas pemain sepakraga yang ulung.
Ramang dikenal sebagai penyerang haus gol. Ramang memang penembak lihai, dari sasaran mana pun, dalam keadaan sesulit bagaimana pun, menendang dari segala posisi sambil berlari kencang. Satu keunggulan yang masih diidamkan oleh setiap pemain bola kita hingga saat ini, terutama tembakan salto. Keahlian itu tampaknya karunia alam untuk pribadi Ramang seorang sebagai bekas pemain sepakraga yang ulung.
Ramang melegenda, karena totalitas dan kehebatannya di lapangan. Skillnya diatas rata2 dan tak lazim, kekuatan fisiknya juga tidak lazim. Kaki Ramang keras seperti pohon, bahkan pemain sekelas Andjas Asmara mengaku pernah berguru khusus kepadanya.
Ramang adalah sosok yang sangat melegenda yang hingga kini belum tertandingi oleh pemain Indonesia setelahnya. Dalam seabad setelah Ramang tampil, kata orang, sulit kita menemukan pemain bola sekelasnya. Dia banyak disebut-sebut sebagai Pele-nya Indonesia.
Pada tanggal 26 September 1987, di usia 59 tahun, mantan pemain legendaris itu meninggal dunia di rumahnya yang sangat sederhana. Untuk mengenang jasanya, sebuah patung di lapangan Karebosi pernah dibuat untuknya. Namun sekarang patung itu sudah lenyap.
Ironis memang mengetahui akhir kisah hidup sang mantan bintang sepakbola Makassar, Indonesia yang disegani Dunia. Sebuah pengakuan dari sebuah sumber, jika kala itu sepakbola sudah dibungkus industri seperti saat ini, Ramang adalah pemain termahal.
Ramang 'mewakafkan' talenta yang untuk sesuatu yang ia cintai, sepakbola Indonesia..
Ramang sudah lama tiada, tapi semangat Ramang bisa kita genggam. Ramang adalah 'Optimisme'.
Ramang adalah sosok yang sangat melegenda yang hingga kini belum tertandingi oleh pemain Indonesia setelahnya. Dalam seabad setelah Ramang tampil, kata orang, sulit kita menemukan pemain bola sekelasnya. Dia banyak disebut-sebut sebagai Pele-nya Indonesia.
Pada tanggal 26 September 1987, di usia 59 tahun, mantan pemain legendaris itu meninggal dunia di rumahnya yang sangat sederhana. Untuk mengenang jasanya, sebuah patung di lapangan Karebosi pernah dibuat untuknya. Namun sekarang patung itu sudah lenyap.
Ironis memang mengetahui akhir kisah hidup sang mantan bintang sepakbola Makassar, Indonesia yang disegani Dunia. Sebuah pengakuan dari sebuah sumber, jika kala itu sepakbola sudah dibungkus industri seperti saat ini, Ramang adalah pemain termahal.
Ramang 'mewakafkan' talenta yang untuk sesuatu yang ia cintai, sepakbola Indonesia..
Ramang sudah lama tiada, tapi semangat Ramang bisa kita genggam. Ramang adalah 'Optimisme'.
Karena anda tidak bisa begitu saja melupakan seorang yg membuat Lev Yashin begitu khawatir di sepanjang laga...
Karena dulu, kita tidak cemas soal Khairul Fahmi, tapi Lev Yashin..!!
'Bermain saja meski berlumuran darah seperti Ramang dan Tan Liong Houw...' - Maulwi Saelan soal final Piala AFF '10.
Jadi, RAMANG ADALAH DIORAMA Sepak Bola Indonesia, DIORAMA RAMANG seperti patung besar Lobanovskyi negara Eropa sana 'Ukraina'. Sports science, kompetisi sehat, sepakbola usia dini dll, adlh runut berikut setelah kita mampu menghimpun sejarah dan mendistribusikannya.. Apresiasi sejarah adalah FONDASI
Kamis, 11 Oktober 2012
GIL-boL JERSEY
GiLboL- Jersey
Pemesanan via
PIN BB : 32238DFF
NO. HP : 0888 665 10 89
MAN UTD 12/13
HOME
HOME
Rp. 170.000
MAN UTD 12/13
AWAY
AWAY
Rp. 170.000
ARSENAL 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
ARSENAL 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
MAN UTD 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
MAN UTD 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
STUTTGART 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
STUTTGART 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
SPARTAK MOSCOW 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
SPARTAK MOSCOW 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
SCHALKE 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
RCD MALLORCA 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
RANGERS 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
RANGERS 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
PANATHINAIKOS 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
KAISER CHIEF 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
AC MILAN 12/13 LS
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
CHELSEA 12/13 LS
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
ENGLAND 12/13 LS
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
ENGLAND 12/13 LS
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
LIVERPOOL 12/13 LS
3rd
3rd
Harga Rp. 670.000
LIVERPOOL GK 12/13 LS
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
LIVERPOOL 12/13 LS
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
LIVERPOOL 12/13 LS
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
LIVERPOOL GK 12/13 LS
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
MAN. CITY 12/13 LS
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
MAN. CITY 12/13 LS
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
TOTTENHAM 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
TOTTENHAM 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
NEWCASTLE 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
NEWCASTLE 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
MAN UTD 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 570.000
ATLETICO MADRID 12/13
HOME
HOME
Harga Rp. 170.000
ATLETICO MADRID 12/13
AWAY
AWAY
Harga Rp. 170.000
Panggung El Classico Paling Sempurna
The Beatles dan Queen sama-sama cadas, Soal publisitas The Beatles lebih kenceng memang dari Queen. Tapi soal musikalitas, Queen belom ada lawannya sampai sekarang. terlepas dari perbedaan keduanya, mereka adalah kiblat musik di seluruh penjuru dunia.. ketika mereka di adu dalam satu panggung yang sama, saya yakin analoginya persis duel El Classico Barcelona v Real Madrid. Masing-masing punya karakter yg kuat dengan gaya main berbeda pula. Barcelona bermain dengan tiki-taka masih belom bisa ditandingi oleh siapapun.
Permainan kelas wahid pemain kelas dunia dari kedua klub itu berhasil menyedot animo 400juta lebih pasang mata, yang paling menonjol dari El Classico kemarin adalah duel sengit Lionel Messi dan C. Ronaldo. bagaimana mereka menunjukan kelasnya, saling balas mencetak gol persis klo orang pacaran jaman dulu bales-balesan surat cinta.
Setelah di babak pertama imbang nol-nol, CR7 membuka gol dulu kegawang Valdes diawal babak ke-2, kemudian disamakan Messi memaksimalkan kemelut di depan gawang Iker Casillas.. Skor 1-1 itu pecah setelah Tendangan bebas pemain no. 10 yang dijuliki 'Sang Messiah' itu meluncur deras dipojok gawang, saya terperangah sempat berpikir gol messi lewat tendangan bebas tadi membuat gol-gol khas David Beckham seakan-akan menjadi biasa-biasa saja.
Tapi, Madrid adalah Madrid. klub terbaik dengan tittle juara liga-nya. CR7 yang larinya mirip mobil Ferrari menurut saya menjadi juru penyelamat di pertandingan itu, berhasil lolos dari jebakan offside Ronaldo berhasil mengelabuhi Valdes dengan sepakan mendatarnya. skor 2-2 tak berubah hingga pertandingan usai. Hasil imbang itu cukup adil memang, masing-masing kubu menampilkan permainan yang sangat-sangat menghibur dari laga-laga El Classico sebelumnya.
Yang menarik setelah laga itu adalah hilangnya tensi tinggi yang menyelimuti para pemain hingga pelatih dan staf sperti biasanya, bertarung hanya ada dalam lapangan. Menurut Del Bosque (pelatih Timnas Spanyol), para pemain dalam "El Clasico" saat ini telah
menunjukkan sikap saling respek meski bertarung dalam tensi tinggi.
Menurutnya, nilai dari sikap tersebut tidak boleh dilupakan dan harus
ditularkan kepada generasi muda. "Ini fakta yang membuat mereka menjadi
teladan hebat,"
'Kedua tim sedang berada di puncak permainan dan tampil bagus. Kedua tim
sama-sama mengincar tiga poin. Kedua tim gagal meraih kemenangan yang
mereka incar, tapi itu pertandingan yang tak bisa dilupakan," Raul Gonzales dikutip Al jazeera.
"Tidak ada ketegangan seperti musim lalu saat berhadapan dengan Real Madrid," kata Pique kepada Catalunya Radio.
"Ketika Madrid bertanding melawan Barcelona, dunia akan berhenti. Ini
adalah pertandingan yang kami dan juga mereka sangat tunggu-tunggu,"
kata Mourinho kepada Bein Sport.
Komentar-komentar Mourinho pasca laga juga menarik sih, dia ga se-'eksibisionis' biasanya
Saya lagi mengandai-andai, membayangkan suatu hari nanti liat Messi-CR7 maen bareng di satu tim, di laga hura2 juga gakpapa deh.. Bisa berfoto dan minta tandatangan mereka kelak. Amien :'D
Langganan:
Postingan (Atom)